Makna Wasilah Dan Tabarruk Bagi Aswaja Simak Ulasannya Disini

 

Samudranesia.id – Makna wasilah dan tabarruk bagi aswaja. Mungkin dalam beberapa waktu ini kamu sering mendengar istilah wasilah, tabarruk, dan aswaja. Apa sih yang dimaksud aswaja itu.

Bagi yang sudah mempelajari ilmu agama, mungkin memang sudah pernah mendengar atau bahkan mengetahui arti dari kata tersebut.

Namun, masih banyak juga yang belum tahu artinya, bahkan mungkin baru mendengar istilah tersebut.

Oleh karena itu, artikel ini hadir untuk membahas mengenai 3 istilah tersebut yaitu Wasilah, Tabarruk, dan Aswaja.

Kalau kamu sudah penasaran dengan apa pengertian dari ketiga istilah itu, simak penjelasan pada artikel di bawah ini.

Apa Itu Wasilah Tabarruk?

Apa Itu Wasilah Tabarruk

Wasilah atau tawasul merupakan dua istilah yang memiliki arti berbeda. Wasilah atau perantara adalah sesuatu yang bisa membawa diri kita lebih dekat kepada Allah SWT.

Sedangkan arti tawassul sendiri adalah mendekatkan diri kita kepada Allah SWT seraya berdoa kepada Nya.

Ibnu Manzhur dalam kitab Abu Anas Ali bin Husain Abu Lauz berkata “Al Wasilah memiliki makna mendekatkan diri, dari kata Fulan wassala yang berarti pendekatan diri kepada Allah dengan suatu wasilah.

Itu artinya, ia melakukan suatu amalan yang membuat dirinya berupaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ibnu Atsir dalam Kitab Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani berkata bahwa Wasil merupakan orang orang yang mempunyai keinginan.

Wasilah sendiri berarti pendekatan, sarana, dan perantara yang dapat memenuhi suatu keinginan.

Dalam Al-Qur’an, terdapat 2 ayat yang menerangkan apa maksud dari kata wasilah. Yaitu terdapat dalam surat Al Maidah ayat ke 35:

(Q.S. Al Maidah: 35)يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: “Wahai orang orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan carilah wasilah atau jalan untuk mendekatkan diri kepada Nya, dan berjihadlah kamu di jalan Nya supaya kamu beruntung.”

Dan pada surat Al Isra’ ayat ke 57:

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ يَبْتَغُوْنَ اِلٰى رَبِّهِمُ الْوَسِيْلَةَ اَيُّهُمْ اَقْرَبُ وَيَرْجُوْنَ رَحْمَتَهٗ وَيَخَافُوْنَ عَذَابَهٗۗ اِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوْرًا

Artinya: “Orang orang yang mereka serukan itu, mereka sendiri sedang mencari jalan kepada Tuhan mereka siapakah di antara mereka yang lebih dekat (pada Allah).

Dan mereka mengharapkan rahmat Nya serta takut akan azab Nya. Sungguh, azab Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.”

Apa Itu Tabarruk?

Apa Itu Tabarruk

Menurut bahasa, Tabarruk berarti mengharapkan berkah.

Namun secara istilah artinya adalah menjadikan seseorang, sesuatu, atau tempat yang diharapkan keberkahan dari perantara menuju Allah SWT.

Sebagai seorang mukmin yang mengimani Allah dan Rasul Nya, kita harus mengikuti kepada Al Qur’an dan As Sunnah.

Kita tidak diperbolehkan memiliki keyakinan terhadap sesuatu jika tidak berdasarkan suatu dalil.

Oleh karena itu, kita dilarang menganggap sesuatu tersebut mengandung berkah kecuali ada dalil yang menyebutkannya.

Terdapat beberapa hal yang mengandung berkah di dalamnya.

Seperti air zam zam, amal shalih yang kita kerjakan dengan ikhlas, atau pribadi yang memiliki keberkahan seperti tubuhnya pada Nabi.

Al Qur’an mengandung keberkahan apabila kita baca, dipahami, kemudian diamalkan. Ada juga waktu waktu tertentu yang mengandung keberkahan seperti pada malam Lailatul Qadar.

Lalu ada juga tempat tempat yang memiliki berkah seperti Masjidil Haram di Mekah, Masjid al Aqsha, dan Masjid Nabawi.

Tetapi, kita sangat dilarang untuk bertabarruk kepada manusia dan peninggalan peninggalannya.

Kecuali peninggalan dari Rasulullah ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup dan tidak berlaku setelah beliau wafat.

Para sahabat nabi pun tidak ada yang bertabarruk kepada Sayyidina Abu Bakar setelah Rasulullah wafat.

Beberapa contoh tabarruk seperti dengan datang ke makam milik seseorang dan meminta apa yang sedang diinginkan dari mereka.

Ada yang dengan bertawassul, isti’anah, istigasah, dan dengan cara mendatangi orang orang yang saleh kemudian meminta berkah doa darinya atau dengan cara memanfaatkan sesuatu yang telah dinisbatkan kepadanya.

Apa itu Aswaja Dalam Wasilah Tabarruk?

Mungkin beberapa dari kalian sudah pernah mendengar istilah aswaja. Aswaja atau Ahlus Sunnah wal Jama’ah merupakan salah satu aliran mengenai pemahaman aqidah dalam Islam.

Jadi, Ahlus Sunnah wal Jama’ah atau aswaja merupakan istilah yang dipergunakan untuk golongan umat agama Islam.

Yang berpegang teguh pada petunjuk yang diberikan Rasulullah SAW dan jama’ah (mayoritas ulama).

Secara politik, penganut aswaja ini sering juga disebut dengan istilah kaum Sunni.

Dalam fiqih, kaum Sunni menjadikan 4 imam besar seperti Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Hanafi, dan Imam Hambali sebagai referensi utama.

Dan sebenarnya karena kaum Nahdliyyin (warga Nahdlatul Ulama) bermazhab Imam Syafi’i, maka secara teologis NU juga bermazhab aswaja. Yang artinya NU juga merupakan bagian dari kaum Sunni.

Perilaku dan ideologi dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah sendiri memiliki 3 ajaran pokok. Iman, Islam, dan Ihsan.

Hal tersebut merupakan sebuah tingkatan dalam menjadi seorang muslim yang dapat disebut mukmin dan muhsin. Berikut penjelasan mengenai arti dari ketiganya.

1. Iman

Kata Iman (amana yu’minu) berasal dari bahasa Arab yang artinya menerima atau percaya.

Menurut istilah, iman yaitu diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan dilakukan dengan anggota tubuh atau perbuatan (beramal).

2. Islam

Secara bahasa, Islam artinya damai dan berserah diri. Islam merupakan agama Allah SWT.

Kata Islam (aslama) berasal dari bahasa Arab yang artinya pasrah, patuh, selamat, atau berserah diri. Seseorang yang memeluk agama Islam disebut Muslim.

3. Ihsan

Secara istilah, ihsan berarti taat dan mengabdiikan diri pada Allah SWT secara sadar dan ikhlas tanpa mengharapkan apapun.

Orang yang telah mencapai tingkatan Ihsan ini disebut sebagai Muhsin. Ihsan merupakan tingkatan kebaikan tertinggi dalam Islam.

Berdasarkan Hadits Riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda “Ihsan itu adalah kamu sedang beribadah seolah olah kamu melihat Allah, dan apabila kamu tidak bisa melihat Nya, maka sesungguhnya Allah melihat kamu”.

Makna Wasilah Tabarruk bagi Aswaja

Setelah dipahami istilah wasilah, tabarruk, dan aswaja, kali ini kita bahas kaitan antara ketiganya.

Wasilah merupakan perantara dan Tabarruk artinya mengharapkan keberkahan.

Aswaja merupakan suatu golongan umat Islam yang berpegang pada Rasulullah dan kebanyakan ulama.

Tabarruk sendiri merupakan bentuk dari tawasul atau wasilah. Jadi, sebagai kaum Ahlus Sunnah wal Jama’ah boleh melakukan tabarruk yang merupakan salah satu bentuk wasilah.

Hal tersebut boleh dilakukan. Tetapi perlu diketahui bahwa segala hal baik itu manusia, tempat tertentu, jejak atau apapun tidak dapat mendatangkan kebaikan dan menolak keburukan.

Yang memiliki kuasa untuk mendatangkan kebaikan dan menolak keburukan hanya Allah SWT.

Akhir Kata

Demikian lah pembahasan kali ini mengenai istilah wasilah, tabarruk, aswaja, dan makna wasilah serta tabarruk bagi aswaja. Semoga dapat menambah wawasan kamu mengenai wasilah, tabarruk dan aswaja. Penulis mengucapkan terima kasih telah berkunjung ke artikel ini. Mohon maaf juga apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau penyampaian informasi. Sampai jumpa di pembahasan berikutnya.