Tata Cara Sholat Jenazah Laki-Laki dan Perempuan Arab dan Artinya

 

Samudranesia.id – Banyak kalangan ummat muslim yang masih belum faham bagaimana tata cara sholat jenazah yang benar, padahal sholat jenazah hukumnya fardhu kifayah, yaitu wajib dilaksanakan minimal satu orang. Dan apabila dengan sengaja tidak ada yang mengerjakannya maka dosa akan menimpa umat islam secara umum.

Nah, apakah sudah benar bagaimana Tata Cara Sholat Jenazah selama ini yang kalian praktekkan? untuk leboh jelasnya silahkan simak penjelasan berikut ini.

Cara Mengurus Jenazah

Muslim yang meninggal dunia hukumnya wajib diurus jenazahnya bagi muslim yang lainnya, adapun pengurusan jenazahnya meliputi memandikan, mengafani, mensholati dan memakamkan.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: أَسْرِعُوا بِالْجِنَازَةِ فَإِنْ تَكُ صَالِحَةً فَخَيْرٌ تُقَدِّمُونَهَا وَإِنْ يَكُ سِوَى ذَلِكَ فَشَرٌّ تَضَعُونَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ

“Segeralah mengurus jenazah. Karena jika jenazah itu adalah orang shalih, berarti kalian telah mempercepat kebaikan untuknya. Dan jika jenazah tersebut selain orang shalih, berarti kalian telah meletakkan kejelekan di pundak kalian.” (HR Bukhari no 1315 dan Muslim no 944).

Memandikan Jenazah

Tata Cara Sholat Jenazah

Sebelum dikuburkan, jenazah harus dalam keadaan suci yaitu, bersih dari najis dan kotoran. Pastikan jenazah benar-benar bersih dari perkara tersebut. biasanya jenazah dimandikan menggunakan 3 macam air yang terdiri dari air sabun, air shampo, dan air daun bidara setelah dimandikan dengan air tersebut jenazah d sucikan dengan air yang suci mensucikan. setelah prosesi mandi selesai maka dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu mengkafani.

Nabi Muhammad SAW sempat menyampaikan hadist seputar memandikan mayat berikut penggunaan air bidara. Berikut hadistnya yang bisa menjadi panduan saat memandikan mayat.

اغْسِلُوْهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوْهُ فِيْ ثَوْبَيْهِ وَلاَ تُخَمِّرُوْا رَأْسَهُ فَإِنَّ اللهَ يَبْعَثُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّياً

Artinya: “Mandikanlah dirinya dengan air dan daun bidara. Serta kafanilah dengan kedua lembar pakaiannya dan jangan kalian tutup kepalanya. Karena sesungguhnya Allah akan membangkitkannya pada hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah.” (HR Muslim).

Mengkafani

Tata Cara Sholat Jenazah

(ويكفن)

الميت ذكراً كان أو أنثى بالغاً كان أو لا (في ثلاثة أثواب بيض) وتكون كلها لفائف متساوية طولاً وعرضاً تأخذ كل واحدة منها جميع البدن (ليس فيها قميص ولا عمامة) وإن كفن الذكر في خمسة فهي الثلاثة المذكورة وقميص وعمامة، أو المرأة في خمسة فهي إزار وخمار وقميص ولفافتان، وأقل الكفن ثوب واحد يستر عورة الميت على الأصح في الروضة وشرح المهذب، ويختلف بذكورة الميت وأنوثته، ويكون الكفن من جنس ما يلبسه الشخص في حياته

Mayat laki atau perempuan, baligh ataupun belum, dikafani di dalam tiga lembar kain putih.

Dan semuanya adalah lembaran-lembaran kain yang sama panjang dan lebarnya, masing-masing bisa menutup semua bagian badan.

Dan pada kafan-kafan tersebut tidak disertakan baju kurung dan surban.

Jika mayat laki-laki akan dikafani di dalam lima lembar, maka dengan menggunakan tiga lembar kain tersebut, baju kurung dan surban.

Atau mayat perempuan dikafani dengan lima lembar, maka dengan menggunakan jarik, kerudung, baju kurung dan dua lembar kain.

Minimal kafan adalah satu lembar kain yang bisa menutup aurat mayat menurut pendapat al ashah di dalam kitab ar Raudlah dan Syarh al Muhadzdzab. Dan ukurannya berbeda-beda sesuai dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan si mayat.

Dan kafan diambilkan dari jenis kain yang biasa digunakan seseorang saat ia masih hidup

Menyolati Jenazah Dan Tata Cara Sholat Jenazah

Tata Cara Sholat Jenazah

(ويكبر عليه) أي الميت إذا صلى عليه (أربع تكبيرات) بتكبيرة الإحرام، ولو كبر خمساً لم تبطل، لكن لو خمس إمامه لم يتابعه بل يسلم أو ينتظره ليسلم معه وهو أفضل و(يقرأ) المصلي (الفاتحة بعد) التكبيرة (الأولى) ويجوز قراءتها بعد غير الأولى (ويصلي على النبي بعد) التكبيرة (الثانية) وأقل الصلاة عليه اللهم صل على محمد اللهم صل على محمد

(ويدعو للميت بعد الثالثة) وأقل الدعاء للميت، اللهم اغفر له وأكمله مذكور في قول المصنف في بعض نسخ المتن (وهو اللهم إن هذا عبدك وابن عبديك خرج من روح الدنيا وسعتها ومحبوبه وأحبائه فيها إلى ظلمة القبر، وما هو لاقيه كان يشهد أن لا إله إلا أنت وحدك لا شريك لك، وأن محمداً عبدك ورسولك، وأنت أعلم به منا، اللهم إنه نزل بك وأنت خير منزول به، وأصبح فقيراً إلى رحمتك، وأنت غني عن عذابه، وقد جئناك راغبين إليك شفعاء له، اللهم إن كان محسناً فزد في إحسانه، وإن كان مسيئاً فتجاوز عنه، ولقه برحمتك رضاك، وقه فتنة القبر وعذابه، وافسح له في قبره وجاف الأرض عن جنبيه ولقه برحمتك الأمن من عذابك حتى تبعثه آمناً إلى جنتك برحمتك يا أرحم الراحمين ويقول في الرابعة: اللهم لا تحرمنا أجره ولا تفتنا بعده، واغفر لنا وله ويسلم) المصلي (بعد) التكبيرة (الرابعة) والسلام هنا، كالسلام في صلاة غير الجنازة في كيفيته وعدده، لكن يستحب هنا زيادة ورحمة الله وبركاته

Dan seseorang membaca takbir empat kali beserta takbiratul ihram saat mensholati mayat.

Dan seandainya ia melakukan takbir lima kali, maka sholatnya tidak batal.

Akan tetapi, seandainya imamnya membaca takbir lima kali, maka ia tidak usah mengikutinya, akan tetapi melakukan salam sendiri atau menanti sang imam dan melakukan salam bersamanya dan ini yang lebih utama.
Pertama, niat. Niat wajib digetarkan dalam hati. Apabila dilafalkan secara lisan akan berbunyi:

Untuk jenazah laki-laki:

أُصَلِّي عَلَى هٰذَا الـمَيِّتِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

“Usholli ‘alaa hadzal mayyiti fardhon-lillahi ta’aalaa”

Artinya : Saya menyolati untuk mayyit (laki-laki) ini fardhu karena Allah Ta’ala

Untuk jenazah perempuan:

أُصَلِّي عَلَى هٰذِهِ الـمَيِّتَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

“Usholli ‘alaa hadzal mayyiti fardhon-lillahi ta’aalaa”

Artinya : Saya menyolati untuk mayyit (perempuan) ini fardhu karena Allah Ta’ala

Kedua, takbir dan dilanjutkan dengan membaca Surat al-Fatihah.

Ketiga, takbir lagi dan diteruskan dengan membaca shalawat Nabi:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Akan lebih bagus bila disambung:

كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung

Keempat, usai membaca shalawat, takbir lagi dan membaca doa untuk jenazah yang sedang dishalati:

Untuk jenazah laki-laki:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاجْعَلِ اْلجَنَّةَ مَثْوَاهُ. اللّهُمَّ ابْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَهْلًا خَيْراً مِنْ أَهْلِهِ. اللَّهُمَّ إِنَّهُ نَزَلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهِ. اَللَّهُمَّ أَكْرِمْ نُزولَهُ ووسِّعْ مَدْخَلَهُ

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, bebaskanlah dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya, dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Kemudian masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka.”

Untuk jenazah perempuan:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهاَ وَارْحَمْهاَ وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهاَ وَاجْعَلِ اْلجَنَّةَ مَثْوَاهاَ. اللّهُمَّ ابْدِلْهاَ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وَأَهْلًا خَيْراً مِنْ أَهْلِهاَ. اللَّهُمَّ إِنَّهُ نَزَلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهاَ. اَللَّهُمَّ أَكْرِمْ نُزولَهاَ ووسِّعْ مَدْخَلَهاَ

Artinya sama dengan doa takbir ketiga untuk laki-laki. Hanya saja, perbedaan kata ganti membuat objek yang menjadi tujuan doa adalah jenazah berjenis kelamin perempuan.

Kelima, takbir yang keempat kalinya, lalu membaca: Untuk jenazah laki-laki:

اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ

Artinya: “Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.”

Untuk jenazah perempuan:

اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَها ولاتَفْتِنّا بَعدَها

Artinya sama, hanya beda objeknya menjadi jenazah perempuan.

Keenam, mengucapkan salam secara sempurna:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Mengubur Jenazah

Tata Cara Sholat Jenazah

ويدفن) الميت (في لحد مستقبل القبلة) واللحد بفتح اللام وضمها وسكون الحاء ما يحفر في أسفل جانب القبر من جهة القبلة قدر ما يسع الميت ويستره، والدفن في اللحد أفضل من الدفن في الشق إن صلبت الأرض والشق أن يحفر في وسط القبر كالنهر، ويبني جانباه ويوضع الميت بينهما، ويسقف عليه بلبن ونحوه، ويوضع الميت عند مؤخر القبر وفي بعض النسخ بعد مستقبل القبلة زيادة، وهي ويسل من قبل رأسه سلاً برفق لا بعنف، ويقول الذي يلحده: بسم الله وعلى ملة ورسول الله

Seorang mayat dimakamkan di dalam lahd (luang landak) dengan menghadap kiblat.

Lahd, dengan huruf lam yang terbaca fathah dan dlammah, dan huruf ha’ yang terbaca sukun, adalah bagian yang digali di sisi liang kubur bagian bawah di arah kiblat kira-kira seukuran yang bisa memuat dan menutupi mayat.

Mengubur di dalam lahd itu lebih utama daripada mengubur di dalam syiqq jika postur tanahnya keras.

Syiqq adalah galian yang berada di bagian tengah liang kubur yang berbentuk seperti selokan air, di bangun kedua sisinya, mayat di letakkan di antara kedua sisi tersebut dan di tutup dengan bata mentah atau sesamanya.

Sebelum dimasukkan, mayat diletakkan di sisi belakang / bagian kaki kubur.

Di dalam sebagian redaksi, setelah kata-kata “menghadap kiblat”, ada tambahan keterangan.

Yaitu, mayat di turunkan ke liang kubur dimulai dari arah kepalanya, maksudnya dimasukkan dengan cara yang halus tidak kasar.

Orang yang memasukkan mayat ke liang lahd, sunnah mengucapkan,

بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

(ويضجع في القبر بعد أن يعمق قامة وبسطة) ويكون الإضجاع مستقبل القبلة على جنبه الأيمن، فلو دفن مستدبر القبلة أو مستلقياً نبش ووجه للقبلة ما لم يتغير (ويسطح القبر) ولا يسنم (ولا يبني عليه ولا يجصص) أي يكره تجصيصه بالجص، وهو النورة المسماة بالجير (ولا بأس بالبكاء على الميت) أي يجوز البكاء عليه قبل الموت وبعده وتركه أولى ويكون البكاء عليه (من غير نوح) أي رفع صوت بالندب (ولا شق ثوب) وفي بعض النسخ جيب بدل ثوب والجيب طوق القميص

Artinya: “dengan menyebut Nama Allah. Dan atas agama Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”

Dan mayat diletakkan di dalam kubur dengan posisi tidur miring setelah kubur tersebut digali sedalam ukuran orang berdiri dan melambaikan tangan.

Posisi tidur miring tersebut dengan menghadap kiblat dan bertumpuh pada lambung mayat sebelah kanan.

Seandainya mayat dikubur dengan posisi membelakangi kiblat atau terlentang, maka wajib digali lagi dan di hadapkan ke arah kiblat, selama mayat tersebut belum berubah.

Bentuk kubur tersebut diratakan, tidak dibentuk seperti punuk unta, tidak dibangun dan tidak di tajshish, maksudnya makruh men-tajshish­ kubur dengan gamping. Jash adalah kapur yang diberi nama dengan gamping.

Akhir Kata

Kesimpulan nya kita sebagai ummat muslim harus paham betul bagaimana Tata Cara Sholat Jenazah yang benar, karena mengurus jenazah hukumnya fardhu kifayah. Terimakasi sudah menyimak penjelasan kami tentang jenazah, semoga tulisan diatas bisa membawa berkah baki kita semua. Amin.