Jakarta bukan satu-satunya kota di Asia Tenggara yang terus berjuang mengatasi kemacetan, Kuala Lumpur, Malaysia, pun mengalami hal serupa. Meski tak separah di Jakarta, namun pengelolaan sistem transportasi di negri jiran tersebut kini tengah menjadi fokus perhatian pemerintahannya.
Pemerintah Kota Dewan Bandararaya Kuala Lumpur, baru-baru ini menggandeng Alibaba Cloud, divisi cloud computing milik perusahaan teknologi raksasa asal Chiba, Alibaba Group, Malaysia Digital Economy Coorporation, meluncurkan City Brain, sebuah teknologi artificial intelegent (kepintaran buatan) untuk mengatur sistem lalu lintas.
“Melalui City Brain, kami ingin memberdayakan semua stake holder di Malaysia,baik mereka yang bergerak di sektor publik maupun swasta, dengan memberikan teknologi yang bisa meningkatkan efisiensi, memajukan inovasi, dan meraih sukses di era digital,” jelas Presiden Alibaba Group, Simon Hu, South China Morning Post, Kamis (1/2).
City Brain mengandalkan big data dan kecerdasan buatan di atas infrastruktur cloud computing dalam mengolah beragam data untuk pengelolaan Smart City. Dengan dukungan daya komputasi yang besar, teknologi ini disebut bisa memaksimalkan arus lalu lintas dengan cara mengkalkulasi waktu yang diperlukan untuk mencapai setiap perempatan jalan yang kerap menjadi biang kemacetan.
Tak hanya itu, Alibaba Cloud menanamkan sistem khusus pada City Brain sehingga mampu menghasilkan rangkuman data yang terstruktur. Seperti jumlah kendaraan dan kecepatan lalu lintas di lajur tertentu,guna memeriksa adanya kemungkinan insiden yang menghambat laju kendaraan.

Hal ini memungkinan sistem keadaan darurat dan ambulans bisa menemukan jalan tercepat untuk mencapai tujuan tanpa terjebak macet.
Sebelum dijalankan di Kuala Lumpur, teknologi ini sudah lebih dulu berjalan dengan baik kota Huangzho di China sejak 2016 lalu. Dengan begitu, Kuala Lumpur akan menjadi kota pertama di luar China yang menggunakan City Brain.